Langkah yang Tak Surut oleh Hujan
Hujan deras mengguyur malam itu, udara dingin dan jalanan basah menyelimuti kota. Namun semua itu tidak menyurutkan langkah para penuntut ilmu untuk menghadiri Kajian Spesial “Ada Sehat Ada Sakit, Ada Taubat Ada Maksiat”. Dengan niat yang tulus dan hati yang berharap ridha Allah, mereka tetap datang dan memenuhi rumah Allah dengan doa serta harapan.
Derai hujan justru menjadi pengiring langkah, seakan menguatkan tekad bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang tak boleh kalah oleh keadaan.
Nasihat yang Menembus Hati
Di tengah gemuruh hujan, Ustadz Abdurrahman Dani menyampaikan nasihat dengan penuh ketenangan dan ketegasan. Kalimat sederhana namun sarat makna itu menggema di hati para jamaah:
“Ada sehat ada sakit, ada taubat ada maksiat.”
Pesan ini mengingatkan bahwa hidup manusia selalu berada di antara dua keadaan. Saat Allah memberi kesehatan, hendaknya disyukuri dengan ketaatan. Saat diuji dengan sakit, hendaknya dihadapi dengan kesabaran. Demikian pula, ketika terjatuh dalam maksiat, pintu taubat selalu terbuka luas bagi siapa saja yang ingin kembali.


Malam Basah yang Penuh Makna
Suasana kajian terasa hening dan khidmat. Hanya suara hujan yang turun dan lantunan ilmu yang saling bersahutan. Setiap nasihat terasa lebih dalam, meresap ke relung hati para jamaah. Malam itu bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan momen muhasabah—saat hati diajak untuk jujur menilai diri dan memperbaiki langkah.
Cahaya yang Selalu Menemukan Jalannya
Malam yang basah itu menjadi saksi bahwa meski langit gelap dan bumi diselimuti hujan, cahaya hidayah Allah selalu menemukan jalannya. Selama hati masih mau mendengar dan kaki masih melangkah menuju majelis ilmu, rahmat dan ampunan-Nya akan senantiasa dekat.
Semoga kajian ini menjadi penguat iman, penumbuh semangat taubat, dan pengingat agar kita selalu kembali kepada Allah dalam setiap keadaan.
Barakallahu fiikum.





