Bekal Taqwa Bentengi Godaan Hidup – Ust. Abu Ammar Abdul Adhim al-Ghoyamiy

[Khutbah Jum’at]

Transcriber: Army Juiwandono Wirapratama

إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي لا نبي بعده.

يا ايها الذين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون .

يا ايها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والارحام ان الله كان عليكم رقيبا.

يا ايها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما.

أما بعد، فإن احسن الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله أوصني واياكم بتقوى الله فقد فاز المتقون.

Kita wasiatkan kepada pribadi-pribadi kita agar senantiasa menjaga iman dan meningkatkan taqwa kita kepada Allah. Sesungguhnya Allah عَزَّوَجَلَّ hanya menjanjikan kesuksesan bagi hamba-hamba yang beriman lagi bertakwa. 

Kaum Muslimin sidang Jamaah Jumat rahimakumullah. 

Pesan-pesan tentang bertakwa banyak Allah عَزَّوَجَلَّ sebutkan di dalam kitab-Nya Al-Qur’an. Demikian pula pesan-pesan bertakwa dipesankan oleh Baginda Nabi ﷺ di dalam hadits-hadits beliau ﷺ. Yang demikian menunjukkan benarnya apa yang difirmankan oleh Allah عَزَّوَجَلَّ bahwa sukses dalam menjalani kehidupan dunia tidak bisa lepas dari bekal yang paling utama yaitu Taqwa. Inilah yang Allah عَزَّوَجَلَّ perintahkan:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Dan berbekallah kalian sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.”

(Surat Al-Baqarah Ayat 197)

Yaitu yang menjadi bekal kalian di dalam menjalani kehidupan untuk kalian mendapati kesuksesan hidup baik di dunia dan juga di akhirat adalah bekal Taqwa.

فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Taqwa’. 

Taqwa kata para ulama adalah menunaikan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah عَزَّوَجَلَّ larang. Yaitu menunaikan apa yang Allah perintahkan dengan mengerahkan daya dan kemampuan dan menjauhi apa-apa yang Allah larang tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri sehingga  tidak ada pertimbangan selain segera dia tinggalkan apa yang Allah larang.

Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jumah yang di rahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Kenapa takwa yang sedemikian adalah bekal yang paling pokok dan yang paling utama di dalam kita menjalani kehidupan? karena kehidupan kita ini ada di dunia dan kehidupan kita ini kelak ada di akhirat. Orang yang sukses di dunia adalah orang yang tidak dipandang hina oleh manusia yang lain ketika dia menjalani hidup di dunia lantaran Allah عَزَّوَجَلَّ menghinakannya sedangkan kesuksesan akhirat adalah orang-orang yang tidak dihinakan oleh Allah عَزَّوَجَلَّ dengan ditelantarkan dan dicampakkan ke dalam neraka tetapi selebihnya justru dia orang-orang yang diberi kemuliaan dan diberi keutamaan dengan apa yang Allah janjikan berupa pahala dan surga.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Yang demikian telah disebutkan oleh Baginda Nabi ﷺ bagaimana kita menyikapi perkara yang kita hadapi dalam hidup kita di dunia yang tidak ada dua yang tidak ada yang ketiga melainkan hanya ada dua ini. Baginda Nabi ﷺ bersabda:

فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِهِ

(Hadits Riwayat Imam al Bukhari no. 52, 2051 dan Muslim no. 1599)

Barangsiapa yang dia bertakwa kepada Allah sehingga dia menjauhi perkara yang syubhat (perkara yang dia tidak nampak kejelasan halalnya perkara yang tidak nampak kejelasan baginya haramnya) baginya. Sekiranya nampak jelas baginya halal maka dia pun akan mengambil dan dia akan menunaikannya. Sedangkan kalau nampak jelas baginya itu adalah haram niscaya dia akan menjauhi dan meninggalkannya. Tetapi perkaranya samar bagi dia tidak jelas atau belum jelas baginya maka karena dia orang yang bertakwa kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dia akan jauhi dia akan tinggalkan dalam keadaan dia rela untuk meninggalkannya lantaran takwa nya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Dan orang yang Dia menjauhi perkara yang bagi dia belum jelas nampak halal juga belum nampak jelas haram apakah berupa sesuatu barang-barang apakah berupa perkara-perkara perbuatan dan ucapan lisan maka dia menjaga diri dari terjatuh pada syubhat tersebut, sebagaimana yang disampaikan oleh Baginda Nabi ﷺ:

فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِهِ

(Hadits Riwayat Imam al Bukhari no. 52, 2051 dan Muslim no. 1599)

Maka sungguh dia adalah orang yang telah Allah bebaskan dan dijatuhkan dan dicampakkan agamanya. Dan dia juga orang yang Allah عَزَّوَجَلَّ bebaskan dari menjadi golongan orang-orang yang dicampakkan kehormatannya di dunia di hadapan manusia.

Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jumat yang di rahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Sekiranya betapa jahatnya seseorang yang mencampakkan saudaranya, menelantarkan saudaranya, menghinakan saudaranya yang mana Allah عَزَّوَجَلَّ tidak campakkan dan tidak menelantarkan dan tidak melecehkannya dan tidak merendahkannya. Tetapi bagi kita yang demikian adalah pelajaran bagi kita bahwa tidak diperbolehkan mencampakkan orang lain tidak dibenarkan menghinakan orang lain maka lebih jauh daripada itu adalah orang yang dia mencampakkan dirinya orang yang dia menjatuhkan dirinya pada perkara-perkara yang akan menghinakan dirinya sementara bukan dia tidak tahu tetapi dia mengetahuinya.

Maka sungguh kaum muslimin yang dirahmati Allah ﷻ kalau seseorang oleh Allah sudah dilarang menjatuhkan kehormatan orang lain padahal belum tentu apa yang dilakukan itu adalah tidak benar ini dilarang oleh Allah عَزَّوَجَلَّ tetapi yang diperintahkan adalah jaga kehormatan sesama muslim jaga kehormatan kaum muslimin sebagaimana Allah ﷻ melarang kalian yaitu menzalimi orang lain maka tidak dilarang pula oleh Allah عَزَّوَجَلَّ menjatuhkan kehormatannya seorang muslim. Apabila ini adalah larangan dari Allah عَزَّوَجَلَّ lantaran berarti orang menzalimi dan menganiaya orang lain yaitu saudaranya muslim, sesungguhnya Allah juga melarang seseorang menganiaya dan menzalimi dirinya sendiri. Allah عَزَّوَجَلَّ juga melarang menganiaya dan menzalimi dirinya sendiri Allah عَزَّوَجَلَّ menyebutkan dalam Al-Qur’an:

وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ

(Surat Al-Baqarah Ayat 195)

Janganlah kalian campakkan diri kalian jangan kalian lemparkan diri kalian dengan tangan-tangan kalian sendiri kepada kebinasaan kepada dijatuhkan kehormatan dirimu oleh dirimu sendiri kepada perkara yang akhirnya engkau akan dicampakkan oleh Allah عَزَّوَجَلَّ dan perkara-perkara yang lain yang tidak akan dipetik buahnya kecuali dan melainkan adalah kebinasaan.

Allah عَزَّوَجَلَّ melarang setiap orang muslim mukmin mencampakkan dan menjatuhkan dirinya dalam kezaliman-kezaliman & menzalimi dirinya sendiri, menganiaya dirinya sendiri menjatuhkan dirinya dalam dosa dan kemaksiatan yang dengannya Allah akan campakkan maka demikian pula Allah melarang sama dengan Allah عَزَّوَجَلَّ melarang tidak boleh ada seorang muslim yang diperkenankan menzalimi dan mencampakkan kehormatan saudaranya.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Di dalam Hadis Qudsi Allah عَزَّوَجَلَّ menyebutkan tentang masalah ini:

 يا بن آدم إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا 

(Hadits Riwayat Muslim No. 2577)

Wahai anak manusia keturunan Adam, sesungguhnya Aku telah mengharamkan berbuat aniaya pada Diriku dan Aku jadikan berbuat aniaya itu Aku haramkan ada di antara kalian maka janganlah kalian saling zalim menzalimi, janganlah kalian itu berbuat aniaya kepada orang lain sehingga orang lain akan berbuat aniaya kepada kalian.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Bagaimana aniaya yang seperti itu bisa terjadi? bagaimana menzalimi seperti itu bisa terjadi? Ada orang menzalimi orang lain ada orang menganiaya yang kehormatan orang lain ada lagi orang yang dia menganiaya dirinya sendiri kehormatan dirinya dijatuhkan dia sendiri dia menzalimi dirinya sendiri menyengsarakan dirinya sendiri menjatuhkan martabatnya di hadapan manusia dia sendiri ulah perbuatan dia sendiri bagaimana itu bisa terjadi? Tidak lain tidak bukan karena rentannya takwa yang ada pada diri seseorang, karena lemahnya takwa yang ada pada diri seseorang sehingga lemahnya dan rentanya takwa akan memudahkan nafsunya untuk menguasai dirinya akan memudahkan hawanya untuk menguasai dirinya dan jika orang telah dikuasai oleh nafsu jika orang telah dikuasai oleh hawa, maka ketahuilah sesungguhnya hatinya akan lemah ketika hati dia akan lemah padahal hatilah yang mengajak kepada kebaikan maka peran diambil oleh syaitan maka lengkap sudah jika nafsu dan hawa sudah ditunggangi oleh syaitan maka kiranya siapa orang yang bisa selamat, siapa orang yang bisa selamat dari tidak berbuat aniaya dari tidak berbuat kezaliman.

Kaum Muslimin Sidang Jama’ah Jumat yang Dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala

Termasuk diantara bentuk kezaliman dan aniaya adalah melanggar apa yang Allah عَزَّوَجَلَّ telah tetapkan sebagai perkara yang dilarang sebagai perkara yang diharamkan, kata ulama termasuk Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin رَحِمَهُ اللهُ kenapa orang yang dia melakukan perbuatan dosa dia dikategorikan orang-orang yang menyembah nafsunya? Kenapa orang yang dia melakukan perbuatan dosa padahal dia tahu itu adalah dosa dikategorikan telah beribadah telah menyembah kepada nafsunya? karena sesungguhnya perbuatan itu adalah perbuatan adz-dzulmu perbuatan aniaya yang sebentuk dengan asy-syirku karena sesungguhnya asy-syirku itu adalah adz-dzulmu.

Sesungguhnya perbuatan syirik adalah perbuatan aniaya, maka barangsiapa di antara orang yang dia mengerti dan mengetahui sesuatu yang dilarang oleh Allah عَزَّوَجَلَّ kemudian dia melanggarnya atau dia tahu perintah Allah عَزَّوَجَلَّ tapi dia tidak menunaikannya lantaran nafsu yang lebih dia ikuti maka sungguh berarti dia telah beribadah kepada nafsunya, dia telah menyembah kepada nafsunya, dia disesatkan oleh hawa nafsunya, dan yang demikian sekali lagi karena lemah dan rentannya iman dan takwanya, sehingga Allah عَزَّوَجَلَّ menyebutkan mereka adalah orang-orang yang disesatkan, orang-orang yang tersesat lantaran lebih mengikuti dan mendahulukan nafsunya dan lebih dan mengikuti hawa yang ditunggangi oleh syaitan.

 اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ

(Surat Al-Jaatsiyah Ayat 23)

Apakah kalian tidak melihat? Apakah kalian tidak perhatikan orang yang dia telah menyembah/ menjadikan Tuhannya adalah hawa nafsunya?

Mereka adalah orang-orang yang berbuat dosa, mereka adalah orang-orang yang berbuat durhaka kepada Allah, mereka disesatkan oleh hawa nafsunya dari jalan yang Allah عَزَّوَجَلَّ telah sebutkan lurus nya dari jalan yang Allah عَزَّوَجَلَّ telah sebutkan hidayahnya.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Benar bahwa sesungguhnya Allah berfirman فإن خير زاد التقوى sesungguhnya tidak ada bekal yang lebih baik melainkan adalah bekal takwa. Dengan takwa yang kuat dengan orang bisa membentengi dirinya, dia bisa memegang hawa nafsunya, yang tadinya nafsunya memerintahkan kepada keburukan dengan takwanya dia akan mengekang nafsunya, yang hawanya mengajak dia berbuat jahat dengan takwanya dia akan kekang hawanya. Maka selamatlah orang-orang yang bertakwa dan tidak selamat orang-orang yang tidak berbekal dalam menjalani kehidupannya dengan taqwa. Benar Jika Allah عَزَّوَجَلَّ telah menyebutkan فإن خير زاد التقوى sungguh bawa sebaik-baik bekal dalam menjalani hidup ini adalah takwa.

Kaum muslimin yang di rahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Bawalah pemahaman! Jangan sampai ini hanya sebagai ucapan yang ada di lisan. Bawalah ini sebagai pemahaman! Jangan hanya sekedar didengarkan sebagai sebuah wawasan. Sesungguhnya kalimat takwa sudah berapa kali dan sering kali kita dengar, tetapi apakah semudah itu kita mendengar dan semudah itu kita pernah mengucapkan kalimat tersebut kemudian kita mudah membekali diri kita dengan takwa? Pahamkan bahwa kita wajib bersikap dan bersifat seperti apa yang dikatakan oleh Nabi ﷺ sebelum kita berbuat dan berucap, maka pandang dan timbang terlebih dahulu. Apabila perkara tersebut belum jelas bagi Anda apakah halal atau haram maka jauhilah,  tinggalkanlah. Jika Anda tidak diperintahkan untuk mendekatinya apalagi sampai mengambil dan menikmatinya dan belum jelas bagi Anda hukumnya maka tinggalkan dan jauhilah, maka itu yang akan menjadikan Anda terhormat di hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ itu pula yang menjadikan anda akan dihormati manusia karena Anda akan dijaga oleh Allah عَزَّوَجَلَّ.

Dan di jatuhkan harga diri anda di hadapan manusia ini pada perkara yang belum jelas, perkara yang kita tidak nampak halal dan haramnya diperintahkan agar kita menjauhinya bagaimana dengan perkara yang jelas? Bagaimana dengan perkara yang gamblang yang semua manusia dan semua kaum muslimin mengetahui bahwa perkara ini adalah perkara yang haram? maka benar ketika ia melakukan perbuatan yang haram melainkan niscaya oleh Allah عَزَّوَجَلَّ akan dicampakkan dan akan di hinakan di hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ karena dia berarti orang-orang yang tidak baik agamanya dan apabila Allah عَزَّوَجَلَّ menjatuhkan kehormatannya maka sungguh hak Allah عَزَّوَجَلَّ-lah mencampakkan kehormatan orang yang seperti ini lantaran dia adalah orang-orang yang berbuat aniaya dan berbuat zalim, dia telah menganiaya dirinya sendiri, dia mengetahui perkara yang haram tetapi dia melanggarnya padahal perkara yang belum jelas saja kita diperintahkan untuk meninggalkan dan menjauhinya.

Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jumat yang dirahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Hal ini kita sampaikan sebagai pelajaran bahwa kita semua adalah makhluk-Nya Allah عَزَّوَجَلَّ yang semua kita diwajibkan untuk beribadah kepada-Nya semata, untuk kita menghambakan diri kita kepada-Nya semata, agar kita tidak menghambakan diri dan memperbudakkan diri kita kepada selain Allah عَزَّوَجَلَّ, karena tidak ada yang selamat di dunia dan di akhirat melainkan adalah hanya orang-orang yang memperbudakkan dirinya kepada Allah عَزَّوَجَلَّ, tidak akan selamat orang-orang yang memperbudakkan dirinya kepada selain Allah عَزَّوَجَلَّ.

Jangan dipahami bahwa memperbudak kan diri kepada selain Allah عَزَّوَجَلَّ hanya yang dia beribadah kepada berhala, jangan dipahami bahwa orang yang tidak beribadah kepada Allah berarti beribadah kepada selain Allah hanya mereka-mereka yang menyembah patung, menyembah berhala, bukan! Tetapi termasuk golongan orang-orang yang beribadah kepada selain Allah adalah orang-orang yang memperbudakkan dirinya kepada nafsu, orang-orang yang memperbudakkan dirinya kepada hawa nafsunya termasuk orang-orang yang berbudakkan dirinya kepada setan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Al Imam Ibnu Qoyyim رَحِمَهُ اللهُ dalam Qasidah Nuniyah memberikan peringatan agar kita merenungi dan juga mengamalkan: kenyataan yang sangat menyedihkan, mengenaskan dan sangat mengundang iba yang seharusnya kita harus mengurus dada banyak manusia justru mereka orang-orang yang lari, orang-orang yang menjauhi untuk perbudakan yang sesungguhnya mereka diciptakan oleh Allah عَزَّوَجَلَّ, hanya untuk demi perbudakan tersebut yaitu untuk menghambakan/ memperbudakkan diri kepada Allah yang mana manusia ini diciptakan memang untuk itu:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

(Surat Adz-Dzariyat Ayat 56)

Tidaklah kami menciptakan jin tidak pula kami menciptakan manusia melainkan agar mereka beribadah dan memperbudakkan dirinya kepadaku kata Allah عَزَّوَجَلَّ.

Dan sebaliknya kata Imam Ibnu Qayyim رَحِمَهُ اللهُ: tetapi yang sangat mengenaskan mereka lari dari diperbudak oleh Allah, tetapi nyata-nyata mereka adalah orang-orang yang rela habis usianya sampai lapuk dan rapuh tulang-belulang di tubuhnya hanya untuk demi diperbudak oleh nafsu dan diperbudak oleh setan. Kita semuanya memohon perlindungan kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dari jahatnya nafsu-nafsu dan juga dari jahatnya godaan godaan setan.

أقول هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا وأمور الدين ونصلي ونسلم على نبينا وحبيبنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين ومن اتبع هداهم بإحسان الى يوم الدين أما بعد فلا حول ولا قوه الا بالله العلي العظيم معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين.

Sidang Jamaah Jumat Rahimakumullah

Godaan nafsu itu berat dan tidak ada yang selamat dari godaan hawa nafsu kecuali orang-orang yang bertakwa. Karena berat usaha orang-orang yang beriman untuk bisa mengekang hawa nafsunya, bagaimana tidak? sesungguhnya ajakan hawa nafsu adalah perkara yang sangat menyenangkan. Semua kita senang apabila menurutkan nafsu, semua kita suka apabila membetulkan nafsu maknanya ajakan nafsu ajakan hawa adalah perkara yang menyenangkan dan menggembirakan sementara orang-orang yang beriman dan bertakwa harus menjauhi dan meninggalkannya padahal itu perkara yang disenangi dan disukai oleh nafsunya dan jiwanya. Sehingga memang berat untuk seseorang bisa meninggalkan dan mengekang hawa nafsunya.

Tetapi ketahuilah kaum muslimin rahimakumullah Allah عَزَّوَجَلَّ menjanjikan انما الجزاء من جنس العمل  sesungguhnya ganjaran dan pahala itu oleh Allah عَزَّوَجَلَّ yang disediakan adalah sejenis dengan amalannya. Apabila seseorang dalam berbuat dan bersikap ketika hidup di dunia mendapatkan keberatan-keberatan dan kesusahan-kesusahan, maka semakin berat dan semakin susah berarti semakin hebat dan semakin besar ganjaran dan pahala yang Allah عَزَّوَجَلَّ akan janjikan dan berikan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Oleh karenanya Allah عَزَّوَجَلَّ menjanjikan

 فَأَمَّا مَن طَغَىٰ وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا فَإِنَّ ٱلْجَحِيمَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ 

(Surat An-Naziat Ayat 37-39)

Adapun orang-orang yang melampaui batas hukum-hukum yang Allah عَزَّوَجَلَّ telah tetapkan. Mereka adalah orang-orang yang melampaui hukum-hukum Allah, mereka adalah orang-orang yang memperturutkan nafsu kemudian mereka mendahulukan dan lebih mengutamakan hidup di dunia daripada janji Allah فَإِنَّ ٱلْجَحِيمَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ maka sungguh orang yang memperturutkan nafsu neraka jahim adalah tempat berpulang dan tempat kembalinya ia.

Kemudian Allah menjanjikan yang sebaliknya

 وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ 

(Surat An-Naziat Ayat 40-41)

Adapun orang yang takut pada suatu keadaan kelak yang semua kita akan diberdirikan di hadapan Allah dan kita mempertanggungjawabkan di mahkamah yang agung di hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ yang dengan dia ingat perkara tersebut kemudian dia berusaha mengekang hawa nafsunya dia mengekang hawa nafsunya dan tidak diperturutkannya karena berat usaha dia

 فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ  maka sungguh surga surga adalah muaranya orang-orang yang menahan hawa nafsu surga adalah tempat kembali yang Allah عَزَّوَجَلَّ janjikan bagi orang-orang yang bisa mengekang hawa nafsu.

Kaum muslimin yang di rahmati Allah عَزَّوَجَلَّ

Sesungguhnya sabar adalah wajib bagi orang yang beriman bersabar pada tiga keadaan, yaitu 1) bersabar ketika senantiasa dalam ketaatan kepada Allah عَزَّوَجَلَّ, karena menunaikan ketaatan berat maka kita harus bersabar, 2) bersabar ketika kita harus meninggalkan maksiat bersabar untuk bisa mengekang hawa nafsu karena mau bersabar meninggal dengan maksiat juga berat demikian pula bersabar untuk bisa mengekang hawa nafsu juga berat maka kita harus senantiasa sabarkan dan tetap tabahkan kita untuk di atas kesabaran, 3) kemudian kita juga harus bersabar dalam menghadapi takdir takdirnya Allah  عَزَّوَجَلَّ.

Allah  عَزَّوَجَلَّ menjanjikan yang luar biasa bagi orang-orang yang mau bersabar, yang bersabar mengekang hawa nafsu. Bukan kita tidak mau, bahkan kita ingin tetapi karena itu adalah haram maka kita tahan. Bukan kita tidak melihat kita melihat tetapi karena yang kita lihat adalah haram, maka kita pun palingkan. Bukan kita tidak mau menikmati, kita ingin yang nikmat-nikmat tetapi karena yang nikmat tersebut adalah haram maka kita tahan hawa nafsu kita sampai datang yang halal yang tidak akan berisiko bagi kita. Orang yang bersikap sedemikian memang berat tetapi Allah عَزَّوَجَلَّ menjanjikan  وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُوا۟ جَنَّةً وَحَرِيرًا (Surat Al-Insan Ayat 12) dan Allah عَزَّوَجَلَّ menyebutkan adalah balasan buat mereka pahala buat mereka yang Allah berikan Adalah جَنَّةً وَحَرِيرًا surga yang penuh dengan kenikmatan dan mereka kelak di surga akan dikenakan pakaian dari sutra yang lembut pakaian dari sutra yang halus yang akan menghilangkan panas yang akan menghilangkan yang tidak nyaman yang jika dikenakan bagi siapa yang Allah berikan ganjaran seperti ini بِمَا صَبَرُوا۟ bagi mereka yang mau bersabar bagi mereka yang mau bersabar. Bersabar terus di atas ketaatan bersabar untuk meninggalkan dosa dan maksiat dan bersabar menghadapi takdir nya Allah  عَزَّوَجَلَّ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Kita tidak perlu silau terhadap fitnah dan godaan dunia yang begitu gemerlap, tetapi dari awal kita telah diberi peringatan, dari awal orang-orang yang beriman telah diberi peringatan untuk tidak boleh silau, tidak boleh kita ikut-ikut dan larut pada gemerlapnya dunia dengan fitnah-fitnah yang ada. Yang paling benar dan yang harus ikuti adalah apa yang dipesankan oleh Baginda Nabi ﷺ sebagaimana yang juga Allah sudah pesankan وتزودوا فإن خير زاد التقوى dan berbekalah kalian di dalam menjalani hidup kalian di dunia yang penuh dengan godaan, yang penuh dengan fitnah, yang penuh dengan huru-hara, dan yang penuh dengan gemerlapnya ini dengan bekal yang paling utama dan paling pokok yaitu dengan taqwa. Nabi ﷺ memesankan

 اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَاَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ 

(HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)

Bertakwalah kamu kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dalam situasi dan kondisi macam apapun bertakwalah kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dalam menghadapi dunia dengan gemerlapnya malamnya dengan fitnahnya dengan godaannya macam apapun dalam pergaulan kamu dengan siapapun bertakwalah kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dimanapun kalian berada, dan jika kamu berbuat dosa terjatuh karena alfa karena ketidaksadaran maka segera susulkan dengan perbuatan yang baik niscaya perbuatan yang baik, maka itu akan menghapuskan perbuatan jahat yang telah terjadi pada dirimu.

 وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Dan bergaulah dengan manusia dengan pergaulan yang baik.

Semoga Allah عَزَّوَجَلَّ memberikan Taufik dan hidayah kepada kita semuanya semoga Allah عَزَّوَجَلَّ selalu mengampuni dosa-dosa dan kekhilafan kita selama ini sesungguhnya tidak ada yang maksum tidak ada yang terbebas dari dosa kecuali adalah Baginda Nabi ﷺ.

اللهم صل وسلم وبارك على نبينا وحبيبنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم والحمد لله رب العالمين، اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات ويا قاضي الحاجات يا رب العالمين، اللهم ربنا ظلمنا انفسنا وان لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين، اللهم اغفر لنا انك انت الغفور الرحيم وتب علينا انك انت التواب الرحيم

اللهم ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب يا رب العالمين يا ذا الجلال والإكرام، اللهم سلمنا من الفتنة ما ظهر منها وما بطن يا رب العالمين يا ذا الجلال والإكرام، اللهم ربنا آتنا في الدنيا حسنه وفي الاخره حسنه وقنا عذاب النار

وصلوات الله والسلام على نبينا وحبيبنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم واخر دعوانا ان الحمد لله رب العالمين

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ ولا تكفرون وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر